Sabtu, 16 Juli 2011

Twenty One

21 putaran penuh sudah saya lewati. Putaran dengan lintasan yang berbeda-beda meski jaraknya selalu sama. Putaran yang selalu melingkarkan saya dengan banyak pembelajaran, baik itu melalui kebahagiaan ataupun dengan kesedihan. Semuanya saya masukan kedalam memori, untuk suatu hari nanti dibaca kembali sebagai testimoni. Semacam dokumentasi.

21 putaran penuh saya sudah melesat bak anak panah yang terlontar dari busurnya. 21 kali tali busurnya meregang dan melemparkan saya pada putaran dengan lintasan yang selalu tidak sama. Mengantarkan pada undakan-undakan menanjak untuk sekedar meretas mimpi, membuatnya menjadi tidak lagi maya. 21 putaran yang memberi saya banyak pengalaman bahwa tidak semua mimpi dan harap bisa direalisasi. Banyak sekali mimpi yang kadang memang harus dipelihara hanya sebagai mimpi.

Seperti putaran-putaran sebelumnya, malam ini saya duduk dalam kesederhanaan. Menikmati kesunyian yang disabdakan alam. Saya mencoba mentafakuri semua yang sudah terjadi dalam hidup saya. Merefleksi semua kejadian dengan beragam perspektif yang kemudian diakhiri dengan perasaan syukur yang teramat dalam. Hari ini saya diberi kenikmatan lebih. Menjejak di usia 21 tahun.

Saya tidak lagi remaaja. saya sudah dewasa. Sudah jauh saya beranjak dari titik nol. Sudah beragam macam persinggahan saya kunjungi, ternyata sampai titik 21 ini saya masih ambigu. Masih sedemikian betahnya diayunambingkan abu-abu, masih sebegitu nyamannya dibelai kelabu. Saya tidak akan lagi mempertanyakan karena bertanya ternyata tidak membuat saya kemana-mana. Saya hanya akan menjalani dengan keiklasan sepenuh yang saya mampu. Meniti guratan ini sebagai takdir yang hanya harus dijalani.

Tidak ada pesta malam ini, tidak ada keriaan dengan menghentak lantai dansa, bahkan tidak ada nyala lilin yang harus dipadamkan. Saya hanya ingin duduk mencumbui sepi sambil bersyukur atas apa yang sudah dialami. Merenung tentang semuanya dengan perasaan indah. Penuh kepasrahan.

Malam ini, saya Anike putri mengucap ribuan syukur kepada Tuhan untuk kesempatan menjalani 21 putaran tanpa henti. Menguntai ribuan serak doa agar Tuhan senantiasa berada di samping saya bahkan ketika saya sedang alpa. Saya yakin Tuhan punya kapasitas itu, tak akan pernah berpaling dalam membimbing saya. Tak lupa, dengan segala kerendahan hati saya juga mengucap beribu terima kasih kepada keluarga, teman, sahabat, kolega atas semua pengalaman yang telah diberikan sehingga memberi coretan tersendiri dalam hidup saya. Tanpa bantuan, doa serta dukungan dari kalian semua, saya tahu saya tidak akan menjadi siapa-siapa. Terima kasih sudah menemani saya menjalani setiap putarannya. Memiliki kalian semua adalah berkah yang tidak akan saya sesali sampai mati.

Doa saya yang paling utama hari ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya, semoga saya diberi kesempatan untuk terus bertransformasi menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang. Merangkak dan belajar menjadi seseorang yang hidup dalam kebenaran menurut Tuhan, bukan lagi kebenaran menurut saya.

Tuhan, saya hanya ingin bahagia. Kalaupun bahagia menurut saya sangat sulit untuk dikabulkan, maka ijinkan saya meminta diberi kebesaran hati untuk berdamai dengan jalan yang telah Engkau gariskan. Ijinkan saya meminta perasaan sederhana yang terus bertambah subur dalam memaknai takdir yang telah Engkau tuliskan. Biarkan saya terus belajar mengerti bahagia yang telah Engkau tentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar