Senin, 15 Oktober 2012

7T, 10 T, 14 T DALAM PEMERIKSAAN KEHAMILAN

7 T ANC Meliputi :

A. (Timbang) berat badan dan ukur (Tinggi badan)
B. Ukur (Tekanan) darah
C. Ukur (Tinggi) Fundus uteri
D. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
E. Pemberian (Tablet besi)
F. (Tes) terhadap penyakit menular seksual (PMS)
G. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.

10 T ANC Meliputi :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (Ukur LILA)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila diperlukan
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan


14 T ANC Meliputi :

1. Timbang berat badan (T1)
     Ukur BB dalam KG tiap kali kunjungan . kenaikan BB normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai TM2
2. Ukur tekanan darah (T2)
    Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi
3. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan (T4)
5. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap (T5)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9. Pemeliharan tingkat kebugaran/senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11. Pemeriksaan Protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan Reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis gondok (T14)



Minggu, 14 Oktober 2012

HargaiLah Pemberian

Kita dilahirkan  dengan  dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan dan bukan yg sudah berlalu.

Kita  lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan, dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar.

Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat  mencuri isi otak kita. Yang lebih berharga dari segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, Yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.

Kita dilahirkan  dengan  satu hati, yang mengingatkan kita. Untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk  mencintai  dan menikmati untuk dicintai, tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan. Berikanlah Cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah.


Minggu, 27 Mei 2012

KAMU, KAMU DAN KAMU

Disinilah kita biasa mempertemukan Rindu, Tanpa kamu rindu ini tak mungkin seperti ini. Jahat dan Serakah!








"JATUH CINTA" Bagaimana rasanya jatuh cinta? berdebar-debar, melayang-layang, berbunga-bunga... Dunia terasa lebih menakjubkan. Begitulah kira-kira yang sedang saya rasakan. Namun cinta memang selalu bikin gemas untuk dibahas, seru untuk diburu dan selalu asik mengulik hati. Atas nama cinta segala sesuatunya menjadi lebih mudah, indah dan bergairah.

Mau yang rasa monyet, yang buta atau serius, cinta selalu mempunyai kandungan rasa kangen 90%, sisanya rasa nano-nano, alias campur aduk. Tanpa pandang bulu tingkat pendidikan, status sosial, dan budaya, cinta mampu membutakan segalanya. Selain rasa lapar dan haus, rasa lain yang muncul hanya kangen, kangen dan kangen.
Setelah peristiwa 2 tahun silam, tiba-tiba rasa itu datang. Belum pernah sedasyat ini, benar-benar membutakan. Perasaan klik di awal perjumpaan seperti kamera SLR, klik.. klik.. klik.. suara klik terus berbunyi tanpa menyisakan jeda. Cinta itu ternyata juga menghadirkan perasaan takut kehilangan tanpa jaminan asuransi. Akibatnya, ingin selalu dekat dan lekat seperti perangko dan amplop. Melamun, mengawang, membayangkan sering hadir tanpa permisi. Sedang apakah dia? Bahagiakah dia hari ini? Kangen jugakah dia?

Saya pikir perasaan itu sudah beku. Sudah lebih dari 2 tahun, seharusnya perasaan itu sudah terlupakan. Saat ini perasaan itu tiba-tiba menjelang. Cinta membara berangsur menjadi simpati, empati dan menghormati. Ampuuuunn.... seperti kena batunya, perasaan itu semakin membelenggu. Seperti di gang buntu, tidak ada jalan untuk menghindar.

Yah... rasa itu muncul kembali di bps tercinta bidan sri hastuti di kota surabaya tercinta.  dia telah menghangatkan suhu dingin yang menusuk hati. Seperti selimut tebal, mampu menghangatkan kembali perasaan itu. Tanpa skenario, dia mampu membawa kegembiraan yang luar biasa, hati menjadi cerah ceria. Gila, sulit membohongi perasaan ini. Ketika pesawat membumbung tinggi meninggalkan bumi Parahyangan rasa itu terus membuntuti. Seperti bayangan, selalu melekat, dekat.


dia mampu menyembuhkan aku dari rasa yang dulu sempet membuat hati aku beku...#uwek bahasanya lebay,,,,heheh ....saat aku bersamanya aku merasakan kasih sayang yang ia berikan padaku....sungguh besar rasa sayangnya padau.... makasih banyak sayank....aku setiap hari merasakan perasaan jatuh cinta tak ada hentinya..luv u yank.....<3


                                                                               


                        


Rabu, 11 Januari 2012

JANUARI

tanpa sadar, waktu berjalan sendiri dan sampailah ia ke bulan januari...

dan, saya masih berputar dalam ruang yang sama. saya ingat, januari lalu, saya membuat sebuah catatan yang menyisakan luka di banyak tempat, di banyak hati, terutama hati saya--dan, waktu belum mampu menyembuhkannya, mungkin. masih membekas. ikhlas, kata orang-orang, seperti kata-kata yang diciptakan bagi para dewa. dan, undakan menuju ke sana begitu sulit, tetapi saya selalu bilang: saya telah ikhlas, hanya saja, kenapa lukanya selalu membuka ketika mendapati sesuatu yang berkaitan dengannya. ah, tentulah, itu karena ikhlas masih belum menjelma sempurna.

ya, januari lalu, di penghujungnya, saya hampir kehilangan kepercayaan kepada cinta. dan, ah, menuliskannya saja membuat air mata menggantung di pelupuk saya. saya sempat bertanya, seperti itukah rasa cinta yang sebenarnya: sakit yang begitu dalam. seakan meluruhkan tulang-tulangmu. mungkin seperti itulah ketika kau menitipkan semangkuk penuh rasa percaya pada ranting yang rapuh. ia tak mampu menyangganya. malah memecahkannya berkeping-keping. tapi, salah saya juga karena lupa bahwa ranting terlalu berat menyangganya. maafkan aku, ranting. aku sudah berusaha memaafkanmu juga. hanya saja, mangkuk kaca seperti itu hanya kumiliki satu. dan, kita menyaksikannya jatuh berkeping, tak lagi bisa berbuat apa-apa. mangkuk itu tak akan mampu direkatkan kembali, pun bagaimana kita berusaha melakukannya.

ya, ketika itu, saya baru tahu bahwa ternyata yang disebut cinta itu begitu menyakitkan--yang saya sebut cinta. dan, rasanya, semangat pantang menyerah saya telah saya habiskan dalam momen itu. saya menyadari hal itu kala mendapati diri saya yang menjadi seseorang yang berbeda. cinta menjelmakan saya menjadi bukan-diri-saya-yang-saya-suka.

saya, seharusnya, saya adalah orang yang mampu mengubah setiap peristiwa--yang buruk sekalipun--menjadi tawa. saya telah mempelajari caranya dengan baik sejak saya masih gadis kecil. begitulah saya memandang hidup sebelum saya mengetahui bahwa cinta itu seperti keping-keping luka. namun, ketika melihat cermin, seseorang yang rapuh selalu menggantikan diri saya di sana. seseorang yang menyadari, dia menyuburkan cinta di tanah yang akhirnya malah membuatnya mati. takdir kita tak bersilangan, tetapi mengapa jalan itu dipisahkan seolah ditebas pedang berkarat? darah memercik di setiap sudutnya. dan sakitnya menyisa begitu lama.

hampir 2 tahun, ternyata. dan, semoga bahagia, itu yang saya sampaikan kepadanya. tulus.
dan, hadapi pilihan yang telah kau ambil bagai menarik undian dalam sebuah pasar malam itu. membuat kejutan dalam tali usang yang kau tarik sekenanya. itu pikiran buruk saya, saya tahu. setiap orang pasti telah memikirkan yang terbaik dalam setiap langkahnya.

oh, ya, harap jangan lagukan kembali lagu kita itu--yang entah bagaimana tiba-tiba bisa menjadi lagu favorit ku-.

ah, ngelantur. harusnya, saya tidur siang malah jadi curhat galau nggak jelas kayak gini. waktu semakin cepat berlari, dan hanya (lagi-lagi) menyisakan jejak kenangan.

wow, saya selalu lupa kata-kata dahsyat ini: "hidup terlalu singkat untuk dilewati dengan penyesalan", "hidup terlalu indah untuk disia-siakan". rasa sakit, ya, ia akan mendewasakan kita, ia akan membuat kita semakin menghargai bahagia yang kita kecap. rasa sakit mungkin hanyalah keadaan ketika kita terlalu banyak mencampurkan ramuan harapan dalam mangkuk yang terlalu kecil. tak mampu ia menampungnya. rasanya menjadi tak keruan--saya akan belajar tentang itu.

kau, berbahagialah. jangan menengok kembali kenangan kau-aku itu. itu bukan lagi tentang kita. itu hanyalah tentang kau-aku. kau bisa melihat perbedaannya kan? lagi pula, aku telah membuangnya ke samudra. rayina--yang kita, oh, aku abadikan namanya itu--telah menjelma bintang pagi untuk menunjukkan arah kepada sang petualang. ya, rayina melakukannya dengan ikhlas, mengorbankan mimpinya tentang memiliki sayap itu. dan, dia seorang peri yang bisa dibilang setara dewa, karena itu dia mampu melakukannya. aku, aku akan mencari ramuan rahasia untuk menjelmanya.

kau, berjalanlah ke depan sana. jika ada luka yang juga tersimpan di hatimu, silamkanlah, seperti aku yang berusaha keras menyilamkan luka besar dalam seluruh hatiku. jika ada cinta di hatimu, silamkanlah, atau tambahkan untuk menggenapkan cintamu untuk dia orang yang kamu cinta.

kau, semoga kita tidak bertemu pada suatu hari.
kisah kita, bisa dibilang, tak terpilih masuk buku kenangan, jadi kita tak perlu merayakannya dalam reuni apa pun. bukan karena apa-apa, hanya karena judul buku itu adalah "cinta", bukan "luka".

hampir 2 tahun, ternyata. dan, saya sadar, saya terlalu lama menjelma bukan-saya. terlalu banyak waktu saya biarkan berjalan sendiri, tanpa kehadiran "diri" saya. dan, saya takut hidup akan bosan--menyadari bahwa saya hanya terlalu banyak berjanji kepadanya.

a.n.m
oh, ya, ini akan menjadi postingan terakhir tentangmu. tahun akan berakhir, dan aku akan sibuk dengan janji-janjiku kepada hidup--dan Dia yang menghidupkanku. dan, sampaikan salamku kepada dia-yang-enggan-kusebut-namanya itu. sampaikan maafku juga--mungkin ada hal yang menyinggungnya.

so, good bye, then. semoga kita tak bertemu lagi.