Sabtu, 21 Mei 2011

MALAIKATKU

Malaikatku, cinta itu seperti pertempuran, kau ksatria yang menaklukanku dan aku yang selamanya menjadi tahanan. .

Malaikatku, waktu kau pergi kau lupa menutup pintu. Oleh karena itu aku masih menunggu. .

Malaikatku, meski luka begitu menghujam, aku bahagia. Karena disuatu waktu yang diizinkan tuhan, aku pernah memilikimu sebagai kekasihku

Malaikatku, ini sisa – sisa sayap yang pernah kupakai terbang bersamamu. Namanya harapan, kupeluk erat setiap malam.

Malaikatku, mimpi – mimpiku terlalu banyak didominasi olehmu. Aku bermimpi sekaligus merindumu. .

Malaikatku, kumohon sebelum kau menemukan malaikat lain yang akan membuatmu bahagia, ingat aku, ingat air mataku yang masih untukmu.

Malaikatku, aku begitu mencintaimu, tak terbacakan rindu yang ribuan kali kutitipkan lewat hujan, lewat gemerisik dedaunan. .

Malaikatku, kembalikan sayap yang dulu pernah kau beri, lalu tunjukkan kembali letak syurga yang pernah membuatku menangis bahagia. .

Malaikatku, yang paling luka adalah air mata yang tak terbaca olehmu saat piuisi ini kutulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar