3)
Metode
lendir serviks
a. pengertian
Metode mukosa
serviks atau metode
ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali
masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir
yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori
serviks dan mengandung tiga komponen
penting yaitu:
1.
Molekul lendir.
2.
Air.
3.
Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein,
enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher
rahim tetapi juga oleh sel-
sel
vagina. Dalam vagina, terdapat sel
intermediet yang mampu berperan terhadap adanya
lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah
pelepasan sel
telur/ovum yang
matang dari ovarium/indung
telur. Pada saat
menjelang
ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri
atau
berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur
akan hidup
12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa
subur berperan
menjaga kelangsungan hidup sperma selama
3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva
sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu
tertentu.
Pada malam harinya, hasil
pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan
pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus
berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah
pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon
yang mengontrol
kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan.
Dengan demikian akan
memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda
kehamilan
b. kelebihan
1.
Mudah digunakan.
2.
Tidak memerlukan biaya.
3.
Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga
berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
c. Keterbatasan
1.
Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2.
Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai
menyentuh alat kelaminnya.
3.
Wanita yang memiliki infeksi
saluran reproduksi dapat mengaburkan
tanda-tanda kesuburan.
4. Wanita yang
menghasilkan sedikit lendir.
d. Instruksi kepada pengguna/klien
1. Cara mengenali masa subur dengan
memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan
dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
2.
Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan
perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan
untuk periksa
ke dalam vagina.
3.
Pengguna metode ovulasi
harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola
kesuburan maupun pola dasar tidak
subur.
5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir)
setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari
setelah menstruasi.
6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis
menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental,
keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
7.
Berikan
tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini
merupakan hari puncak
dalam periode subur (fase paling subur).
8.
Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini
untuk menghindari terjadinya pembuahan.
9.
Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir,
empat hari setelah puncak
hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.
2)
Metode
simpto-termal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi
wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan
mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini
mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan
mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat
memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode
saja. Ketika menggunakan
metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan
saling melengkapi.
Manfaat
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.
Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.
Manfaat Kontrasepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi
atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika
berpotensi subur (pantang saat masa subur).
Manfaat Konsepsi
Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi
atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur.
Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
Hal yang Mempengaruhi Metode
Simptothermal Menjadi Efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi
dan pola kesuburan.
3. Penggunaan metode
barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus
bersedia untuk membantu untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan
hubungan seksual
atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.
Hal
yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1. Wanita yang mempunyai bayi,
sehingga harus bangun pada malam hari.
2. Wanita yang mempunyai penyakit.
3. Pasca perjalanan.
4. Konsumsi alkohol.
Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh
menjadi kurang akurat.
Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari
satu.
2. Tidak ada komitmen
antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari
suburnya karena sifat wanita
itu sendiri atau alasan lain.
4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak
melakukan hubungan
seksual tanpa alat kontrasepsi
barier minimal 10
hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di
hari tidak amannya.
5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh,
keteraturan menstruasi maupun
produksi lendir
serviks.
Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5. Dapat langsung
dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak
lanjut atau alat kontrasepsi
lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi
alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna
harus mengamati dan mencatat suhu
basal tubuh maupun perubahan lendir
serviks.
3.
Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri.
4. Pengguna
harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
.
3)
Coitus
interruptus
a. pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
b. manfaat
1.
Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
3.
Tidak mengganggu produksi ASI.
4.
Tidak ada efek samping.
5.
Tidak membutuhkan biaya.
6.
Tidak memerlukan persiapan khusus.
7.
Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
lain.
8.
Dapat digunakan setiap waktu.
c. keterbatasan
1.
Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi
dan tumpahan sperma
selama senggama.
2.
Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
(orgasme).
3.
Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi,
sesaat dan setelah interupsi coitus.
4.
Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5.
Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
d. cara
1.
Sebelum
melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun
kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan
dan sepakat untuk menggunakan metode senggama
terputus.
2.
Sebelum melakukan hubungan
seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih
dan membersihkan ujung penis
untuk menghilangkan sperma
dari ejakulasi
sebelumnya.
3.
Apabila merasa akan ejakulasi,
suami segera mengeluarkan penisnya dari vaginasperma
di luar vagina. pasangannya dan
mengeluarkan
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat
melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan
tidak dilakukan pada masa subur.
b. Dengan alat
a. Mekanis (barrier)
1)
Kondom
pria
2)
Barier
intra vaginal antara lain : diafragma, kap serviks, spons, dan kondom wanita.
b. Kimiawi
Spermisid antara lain : vaginal cresm, vaginal
foam, vaginal jelly, vaginal
suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal soluble film.
2. Metode Modern/Efektif
a. Kontrasepsi Hormonal
- Peroral: Pil
- Injeksi / suntikan
- Subcutis: Implant (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit = AKBK)
b. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
c. Kontrasepsi Mantap
·
Pada
wanita: Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita/MOW), Penyumbatan tuba
fallopi secara mekanis
·
Pada
pria: Operatif (Medis Operatif Pria/MOP), Penyumbatan vas deferens secara
mekanis, Penyumbatan vas deferens secara kimiawi
Ø
Berdasarkan
lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
A. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD,
MOP, dan MOW.
B. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan
metode-metode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP.
1. Pil
Pil kombinasi atau combination oral
contraceptive pill
adalah pil KB
yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. dan
yang hanya mengandung progesteron sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil
Progestin.
A. Pil kombinasi
Pil Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:
1.
Conventional Pack.
Paket
konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan
selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.
2.
Continuous Dosing Or Extended Cycle.
Merupakan pil kombinasi
yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat
kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil
terakhir yang tidak aktif.
Tersedia juga pil KB
yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid.
1.1. Jenis
Jenis pil kombinasi
atau combination oral contraceptive pill
antara lain:
1.
Monofasik = pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon
aktif estrogen
dan progesteron
dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2.
Bifasik = pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon
aktif estrogen
dan progesteron
dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3.
Trifasik = pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon
aktif estrogen
dan progesteron
dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
1.2.
Cara Kerja
a. Menekan Ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka
tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan
terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium,
sehingga menyulitkan proses implantasi
d. Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi
sperma)
1.3. Efektivitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini
berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang
menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap
tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel,
artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya
bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.
1.4. Keuntungan
a.
Resiko terhadap kesehatan
kecil.
b.
Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara
teratur.
c.
Tidak mengganggu hubungan
seksual.
d.
Siklus haid teratur.
e.
Dapat mengurangi kejadian anemia.
f.
Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi
(pre menstrual tension).
g. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
h.
Mudah dihentikan setiap waktu.
i.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
j.
Dapat
digunakan pada usia remaja sampai menopause.
k.
Membantu mengurangi kejadian kehamilan
ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan
jinak pada payudara,
dismenorea
dan jerawat.
1.4. Keterbatasan
1. Tidak mencegah penyakit menular
seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2.
Pengguna harus minum pil setiap hari.
3.
Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4.
Mahal.
5. Repot.
1.5. Efek Samping
1.
Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru,
serangan jantung,
stroke dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat
menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3
bulan pertama).
5.
Kembung.
6.
Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan
pertama).
7.
Pusing.
8.
Amenorea.
9.
Nyeri payudara.
10. Kenaikan
berat badan..
1.6. Kriteria Yang Dapat Menggunakan
Pil
Kombinasi
1.
Wanita dalam usia reproduksi.
2.
Wanita yang telah atau belum memiki anak.
3. Wanita yang gemuk atau
kurus.
4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5.
Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi
dengan efektifitas tinggi.
6.
Wanita pasca keguguran/abortus.
7.
Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
9. Wanita dengan
nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
10. Wanita dengan
diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang
panggul, endometriosis atau tumor jinak ovarium.
12. Wanita yang
menderita tuberkulosis pasif.
13. Wanita dengan varises vena.
1.7. Kriteria Yang Tidak Dapat
Menggunakan Pil
Kombinasi
Kontra Indikasi Absolut
Yang termasuk dalam
kontra indikasi absolut antara lain: tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat
tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit
jantung
koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau
diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma
yang tergantung estrogen,
perdarahan
abnormal genetalia
yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar,
diketahui atau diduga hamil,
gangguan
fungsi hati, tumor
hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi
atau produk lain yang mengandung estrogen.
Kontra Indikasi Relatif
Yang termasuk dalam
kontra indikasi relatif antara lain: sakit kepala (migrain), disfungsi jantung
atau ginjal,
diabetes
gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase
akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan,
hepatitis
atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga
(orang tua,
saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita
DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.
1.8. Cara minum pil
Pil kombinasi
terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur tentang
cara pemakaiannya. Sebelum
menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan pahami bagaimana
minum pil dalam keadaan khusus.
Catatan:
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya
dan pesankan untuk mengikuti anak panah (sesuai hari) yang menunjuk deretan pil
berikutnya.
Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
1.
Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari
pada saat yang sama.
2.
Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari
ke tujuh siklus haid.
3.
Penggunaan pil kombinasi
dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4.
Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo
sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.
5.
Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil
dari kemasan yang baru.
6.
Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian
mulai minum pil dari kemasan yang baru.
7.
Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam
setelah meminumnya.
8.
Penggunaan pil kombinasi
dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9.
Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2
hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah
ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).
Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya
minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan
metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
Petunjuk
Untuk Pasien Post Partum
yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.
Petunjuk
Untuk Pasien Post Partum
yang Menyusui
Petunjuk untuk
pasien post partum
yang menyusui
sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang
berbagai metode kontrasepsi.
B. Mini Pil
Mini pil adalah pil
KB yang hanya
mengandung hormon progesteron dalam
dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05
mg per tablet.
1.1. Jenis Mini Pil
Mini pil terbagi
dalam dua jenis yaitu:
1.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75
mikro gram desogestrel.
2.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro
gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron..
Contoh mini pil antara
lain:
1.
Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg
noretindron.
2. Microval, noregeston, microlut mengandunng
0,03 mg levonogestrol.
3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg
norgeestrel.
4.
Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
5. Femulen
mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
1.2. Cara Kerja
1.
Menghambat ovulasi.
2.
Mencegah implantasi.
3.
Mengentalkan lendir
serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma.
4.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
1.3. Efektifitas
Pil progestin atau mini pil
sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat
mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil
akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin),
carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
1.
Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2.
Penggunaan mini pil
jangan sampai ada yang lupa.
3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
1.4. Manfaat
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
1. Sangat efektif apabila digunakan dengan
benar dan konsisten.
2.
Tidak mempengaruhi ASI.
3.
Nyaman dan mudah digunakan.
4.
Hubungan seksual tidak terganggu.
5.
Kesuburan cepat kembali.
6.
Efek samping sedikit.
7.
Dapat dihentikan setiap saat.
8.
Tidak mengandung estrogen.
Manfaat Non Kontrasepsi.
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai
berikut:
1.
Mengurangi jumlah darah haid.
2.
Mengurangi kejadian anemia.
3.
Menurunkan pembekuan
darah.
4.
Mengurangi nyeri haid.
5.
Mencegah kanker
endometrium.
6. Melindungi dari penyakit radang
panggul.
7.
Penderita endometriosis,
kencing manis yang belum mengalami komplikasi
dapat menggunakan.
8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
1.5. Kerugian
1.
Memerlukan biaya.
2.
Harus selalu tersedia.
3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga
berkurang.
4. Penggunaan mini pil bersamaan
dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi
rendah.
5. Mini pil harus
diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan
tidak benar dan konsisten.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular
seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
8. Mini pil tidak
menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
1.6. Efek Samping
1.
Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea
dan haid
tidak teratur).
2.
Peningkatan/penurunan berat badan.
3.
Payudara tegang.
4.
Mual.
5.
Pusing.
6.
Perubahan mood.
7.
Dermatitis atau jerawat.
8.
Hirsutisme (pertumbuhan
rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.
1.7. Indikasi
1.
Wanita usia reproduksi.
2.
Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum
mempunyai anak.
3.
Pasca persalinan
dan tidak
menyusui.
4.
Menginginkan metode kontrasepsi
efektif selama masa menyusui.
5.
Pasca keguguran.
6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
7.
Tidak boleh mengkonsumsi estrogen
atau lebih senang menggunakan progestin.
8.
Perokok segala usia.
1.8. Kontra Indikasi
1.
Wanita usia tua dengan perdarahan
yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Wanita yang diduga hamil atau hamil.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4.
Riwayat kehamilan
ektopik.
5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
6.
Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
7.
Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai,
paru atau mata).
8.
Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
9.
Wanita dengan miom uterus.
10. Riwayat
stroke.
1.9. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari
ke lima pada siklus haid
(tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
1.
Lebih dari 6 minggu pasca persalinan
dan pasien telah mendapat haid.
2.
Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi
non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
3.
Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil
mulai dapat digunakan setiap saat apabila:
1.
Diduga tidak terjadi kehamilan.
2.
Pasien mengalami amenorea
(tidak haid)
dan dipastikan tidak hamil
(sebaiknya jangan melakukan hubungan
seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi
lain untuk 2 hari).
3.
Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan
pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi
tambahan).
Selain itu, mini pil
dapat digunakan saat:
1.
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti
dengan mini pil.
Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila
penggunaan kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
2.
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil.
Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode
kontrasepsi
tambahan lain.
Cara Minum Pil Progestin atau Mini Pil
· Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
· Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari
pertama siklus haid.
· Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
· Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
· Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau
gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
· Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
· Bila pasien mendapat haid teratur setiap
bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan
tes kehamilan.
· Apabila pasien mengalami spotting
atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa
terjadi selama bulan-bulan pertama).
· Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka
segera periksa ke pelayanan kesehatan.
· Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain
memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular
seksual (termasuk HBV dan
HIV/AIDS) atau lupa minum pil
Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama
antara lain:
1.
Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera
minum pil saat ingat dan gunakan metode barier
selama 48 jam.
2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil,
segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang Perlu Disampaikan
Pada Pasien
1.
Penggunaan mini pil
akan merubah pola haid
terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan
pola haid
ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
2.
Penggunaan mini pil
akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.
3.
Efektifitas penggunaan mini pil
akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan
tuberkulosis ataupun epilepsi.
4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur
kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.
5.
Bila mengeluh perdarahan
bercak disertai nyeri
hebat pada perut,
kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
6.
Masalah penglihatan
kabur, nyeri
kepala
hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.
Segere ke pelayanan
kesehatan
apabila menjumpai masalah-masalah di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar